Minggu, Mei 20, 2012

"Kabayan Grup" Ke Gunung Gede (III) Pesona puncak Gede...

Me, In Action
Setelah melewati air panas, kami melewati salah satu pos tradisional pendakian Gunung Gede, yaitu pos kandang batu. Kenapa disebut kandang Batu, kemungkinan karena daerah yang cukup datar ini dipenuhi oleh bebatuan, baik yang ukuran besar maupun sedang. Di Camp ini biasanya pendaki beristirahat kalau camp Kandang Badak dalam keadaan penuh. Di tempat ini kami bertemu tim yang sedang berjambore. Dan yang menakjubkan, pesertanya sudah berusia lanjut. Perkiraan saya sekitar 50 - 60 tahun. Mereka tergabung dalam Avtech angkatan pertama yang mendaki di tahun 1984. Tahun 1984? wowww... saya baru mencium udara bumi waktu itu, mereka sudah naik ke Gede. KARUHUN... LEGEND!!! :D 

Kami sempatkan mengisi air untuk perbekalan, dan setelahnya kami langsung melanjutkan pendakian. Dan sekarang kami tidak terpecah2 kelompok lagi, kami bersama sudah dalam tim yang beriringan seperti dihari pertama. Kami saling menunggu, membantu dan saling mengebulkan asap ke udara bersama-sama. Hehe... Perjalanan ke kandang Badak adalah perjalanan yang cukup menantang. Dengan medan yang cukup mendaki dan dipenuhi dengan semak belukar, dan terkadang ada pepohonan yang menghalangi jalan. Tak jarang kami harus merunduk bahkan merangkak melewati rintangan seperti ini. Semakin siang semakin banyak kami menemui pendaki yang turun, dan mereka hampir selalu berkata "Semangat, bentar lagi nyampe puncak"... Dan kamipun semakin bersemangat. Anggota tim yang awalny sudah kelelahan dan hampir menyerah bersemangat kembali menyusuri jalur pendakian. Apalagi setelah bertemu satu keluarga yang berisi 3 anak-anak berusia dibawah sepuluh tahun yang baru saja turun, semakin membaralah semangat kami. Anak kecil saja bisa, kenapa kita yang masih muda tidak bisa... Sia-sia weh jauh-jauh ti Banten atuh, begitu celoteh seorang teman. Setelah berjalan 3 jam, dan diisi dengan banyak istirahat, jam 10 pagi kami sudah sampai di camp Kandang Badak. Tempat ini sudah dipenuhi pendaki. Ada yang sedang memasak, merapikan tenda, ada yang masih goler-goleran dan ada yang bersenda guaru dengan teman sejawat. Kami yang baru datang yang mencari lokasi untuk mengisi amunisi, sarapan ke-2 dan bertukar makanan kecil dan minuman.
Narsis dulu didepan pos Kandang Badak

Ditempat ini pun tak lupa syal Klintan dikeluarkan untuk diabadikan. :D

Disini kami kembali mengisi persediaan air. Karena di puncak tidak ada air. Setelah terasa semuanya siap, kami pun segera berangkat. Dan jalur yang kami lewati kembali berbatu dan menanjak dengan banyak pohon bakau hutan yang tumbuh disekitar. Kabutpun mulai turun, menambah ketakjuban kami. Perjalanan ini pun diiringi oleh suara angin yang sayup-sayup menyapu daun pepohonan. Tak lama perjalanan kami mendaki, kami sudah sampai di persimpangan antara Puncak Pangrango ke arah kanan dan Puncak Gede ke arah Kiri. Di sekitaran penunjuk arah ini jalannya terbilang datar dan halus, walaupun tidak terlalu panjang. Kurang dari 1 jam, kami sudah memasuki tanjakan paling fenomenal di Gunung Gede yaitu Tanjakan Rantai. Bahkan banyak yang menyebutnya tanjakan setan. karena tanjakan ini sangat curam dan untuk pegangan dibuatkanlah tiang-tiang yang dilengkapi rantai. Tanjakan ini sekitar 700 m. Ditanjakan ini sudah ramai dipenuhi pendaki, baik yang mau naik, ataupun yang mau turun. Disini naik dan turun harus bergantian dan hanya bisa satu-satu.

Sesaat sebelum menaiki Tanjakan Rantai

Alhamdulillah, kami mampu melewati tanjakan setan dengan selamat. Mas Rohmat dan Deden yang awalnya merasa tak sanggup melanjutkan perjalanan, ternyata dengan gigih bisa sampai duluan di atas. Ketika pertama kali sampai, hanya ucapan syukur dan ketakjuban yang luar biasa yang kami dapatkan. Terlihat kawah dengan air kawah berwarna kehijauan, dengan asap yang membumbung keatas.
Sesaat setelah melewati tanjakan Rantai, dibelakang terlihat Gunung Pangrango

Dinding-dinding puncak Gunung Gede terlihat sangat mempesona. Seperti ada tumpukan batu yang tersusun rapi dan terbentang dari bagian barat puncak sampai timur. Dipuncak memang sudah sedikit tanaman yang ditemui, hanya ada Bakau hutan yang tumbuh. Pengaruh tanah dan tempat yang diketinggian sangat mempengaruhi vegetasi yang tumbuh disini. Para pendaki terlihat semakin menyemut dipuncak. Disamping karena ada jambore Avetch, kebetulan juga banyak tim dari beberapa kampus yang mendaki para hari tersebut. Sambil menikmati keindahan yang terhampar didepan kami dan pemandangan Puncak Pangrango yang terlihat sangat cantik dibelakang, kami sempatkan berpoto-poto ria. Sampai akhirnya kamipun sampai dipuncak utama, di ketinggian 2958 mdpl. 
Kawah Gunung Gede
Untaian batu di Puncak Gunung Gede. Menakjubkan ciptaanNYA.
Dipuncak kami pun beristirahat sambil terus mentafakuri nikmat darinya. Kami sangat bersyukur, karena awalnya sangat pesimis tim akan tetap utuh sampai di puncak. Tapi dengan pertolongan Allah SWT kamipun semuanya bisa sampai di puncak dengan selamat. Rasa cape, lemas dan lelah yang mendera seakan-akan langsung hilang melihat pemandangan yang ada. Tempat ini sudah seperti Negeri di atas awan, dimana awan berada dibawah kita. Setelah beristirahat sejenak, sebagian ada yang shalat, tidur-tiduran, mengopi dan teman kami Ade yang memang jago masak, seperti biasa memasakkan kami makan siang. Menu kali ini tak terlalu berat, hanya indomie telur plus sosis. Karena makan besar akan kami nikmati nanti di Alun-Alun Surya Kencana. Sejam lebih kami ditempat ini.
Ade, koki kami selama menaiki Gunung Gede. Nuhun Lur...
Syal KLINTAN pun ikut mejeng... :D
Saya dan Pa Mahyar di Negeri Di Atas Awan
Dimanapun selalu menyempatkan berphoto dengan syal ini... PRIDE!

Gunung Gede 2958 mdpl... I am Here!

Pa Mahyar narsis juga...

Deden beraksi...

Pa Ridwan Shalat Zuhur di Puncak... HADE!!!!

Foto Keluarga di Puncak

Suhu dan kelembaban di Puncak Gunung Gede. Brrrr...


Bersambung...

Tidak ada komentar: