Senin, November 26, 2012

Harapan itu masih ada!!!

Mofu merayakan golny bersama andik (soccerindo)

Timnas Indonesia sudah melewati partai I di AFF 2012. Dengan berdarah-darah timnas mampu mengejar ketinggalan dari Laos dan membuat skor akhir menjadi 2-2. Laos yang mampu mempecundangi Indonesia 2-0 di Sea Games 2009, sangat merepotkan dengan permainan cepatnya. Adalah Vendry Mofu yang menjadi penyelamat dan pemberi asa bahwa timnas masih punya harapan untuk berbicara lebih banyak di AFF 2012 ini.Bagi sebagian orang, terutama non Warga Negara Indonesia (WNI) tapi bisa dan sangat fasih berbahasa Indonesia :D, itu bisa saja hasil yang memalukan atau jadi ajang semakin menjelek-jelekkan dan mencaci timnas Indonesia. Sayang sekali, Indonesia masih bisa bung. Masih ada harapan, jadi simpan aja caciannya untuk lain kali ya, dan maaf timnas kami sudah membuat anda mengeluarkan kata-kata kasar, menendang gelas kopi dihadapan dan menjadikan tidur dan buang air menjadi tidak lancar. Hehe...

Kita tidak akan membahas pertandingan kemarin. Sudah banyak tulisan tentang hal itu. Kita akan membahas kira-kira kemungkinan apa yang Coach Nil siapkan untuk menghadapi Singapura, rabu mendatang. Singapura sekarang di posisi terdepan di Grup ini. Kemenangan sangat meyakinkan dari Malaysia 3-0, dengan permainan cepat, rapih dan sangat padu jadi senjata mereka. Kebersamaan tim ini juga sangat jelas terlihat. Kalau kita perhatikan sebenarnya Singapura sangat tergantung pada 4 pemain tengah mereka. Shi Jiayi, yang bermain sebagai playmaker/sayap, dialah orang yang mengawali serangan Singapura. Kekuatan fisik dan kecepatan yang jadi keunggulan pemain ini. 3 pemain lagi adalah 2 mantan pemain liga Indonesia Mustafic Fachruddin yang menjadi gelandang bertahan, dan Sang gelandang menyerang dan kapten Syahril Ishak. Keduanya sudah tak diragukan lagi kualitasnya. Mereka di bantu oleh Harris Harun. Harris dan Fachruddin bermain sebagai double pivot yang sangat sangar. Safiq Rahim dibuat tak berkutik oleh keduanya. Tanpa mengecilkan permainan yang lain, itulah kekuatan inti Singapura.

Dengan permainan yang cukup bagus tersebut, apa yang bisa dilakukan timnas Indonesia? Pilihannya salah satunya Nil harus berani memainkan pola 4-2-3-1 untuk mengimbangi lini tengah Singapura. Dengan sama-sama lima pemain di Tengah, kemungkinan Indonesia mengejutkan Singapura juga masih besar. Indonesia punya gelandang-gelandang petarung. 

  • Mainkan Taufik dan pemain muda asal PSM Rasyid Akbar di double pivot untuk mematikan Syahril dan mengurangi tekanan ke bek tengah. Laos mampu mengeksplor kelemahan bek tengah kita. Serangan mereka fokuskan ke tengah, bukan lewat sayap. Kenapa Taufik dan Rasyid? Taufik dan Rasyid adalah 2 tipe pemain breaker dan perebut bola, sekaligus bisa jadi pengawal serangan timnya. Ketika melawan Laos, Taufik sendirian menjaga lini tengah tim. Keunggulan daya jelajah Taufik harus dimanfaatkan. Sedangkan Rasyid yang unggul dalam passing dan pengaturan tempo bisa dimanfaatkan sebagai tandem bagi Taufik. Ingat duet Rasyid dan Syahroni di timnas U-23? Ini bisa dicontoh Nil di timnas senior. Ukuran fisik yang kecil akan mereka imbangi dengan kecepatan dan kemauan untuk bertarung habis-habisan.Kalau kedua pemain ini bermain dalam top form ada harapan lini tengah kita kan lebih menggigit. 
  • Untuk membantu Taufik dan Rasyid, Nil mudah-mudahan memainkan trio Andik - Vendry - Irfan sebagai gelandang menyerang. Irfan dan Andik menyisir sayap dan menekan bek-bek Singapura secara bergantian kanan-kiri, sambil mengintip peluang mencetak gol. Dan bisa mamanjakan striker tunggal didepan dengan umpan dan passingnya. Memainkan M. Rahmat diposisi ini juga bisa jadi alternatif Penyerang sayap PSM ini adalah tipe pemain lincah dan eksplosif lain yang dimiliki timnas. Lebih logis memainkan Rahmat dari pada Okto. Karena Okto masih terkesan individual dalam bermain, sedangkan Rahmat dilatih pelatihnya di PSM sebagai "pemain tim". Pemain muda ini pantas diberi kesempatan menunjukkan permainannya. Untuk AMC mainkan Vendry. Dengan kualitas yang dimilikinya, diharapkan dia mampu memecah kebuntuan dengan tendangan keras dan terobosan-terobosan berbahaya. Dibanding Tony Cussel, Vendry lebih prospektif, dan bergereget.
  • Untuk mengimbangi lini depan Singapura, Nil harus berani mengganti Wahyu dan bahkan Novan. Wahyu terlihat sangat lamban. Dengan badannya yang besar, jelas akan riskan kalau di ajak adu sprint oleh Khairul Amri, Syahril dan juga Shi. Pilihan bisa dijatuhkan dengan menduetkan Handi Ramdan dan Fachruddin yang bisa bermain taktis dan cepat. Untuk bek kiti, Valentino Telaubun pantas di coba permainannya. Pemain serba bisa dari Bontang FC ini mempunyai kemampuan menyerang dan bertahan yang lumayan bagus. Posisi Raphael dikanan, masih pantas dipertahankan. Dialah yang membuat Andik bermain sebagai "tim" tadi malam. :D

Jadi kemungkinan starter adalah 4-2-3-1: Wahyu Tri (GK) - Raphael (RB), Fachruddin (CB), Handi (CB), Valentino (LB) - Taufik (DM), Rasyid (DM) - Andik (AMR), Vendry (AMC), Irfan (AML) - Bepe (Striker).

Itu semua hanya penerawangan dan analisis seadanya dari saya. Bagaimananpun Nil pasti sudah punya itungan yang pasti menghadapi negeri Singa. Apapun pilihan yang nanti diberikan oleh Coach Nil, itu adalah yang terbaik dari Timnas INDONESIA. Dan melihat materi yang ada, dan semangat juang timnas saat menghadapi Laos, timnas masih bisa berbuat lebih baik. Berikan mereka waktu dan kesempatan menunjukkan yang terbaik. Kemarin baru pertandingan pertama mereka. Semoga kedepannya lebih baik, dan yang terdekat pukul Singapura. "Even if you fall on your face, you are still moving forward - Victor Klaim". Lupakan Laos dan bersiaplah memberikan yang terbaik untuk tumpah darahmu... INDONESIA BISA...

Selamat berjuang timnasku... Harapan itu masih ada!!!!

Selasa, November 20, 2012

Kabayan, Sindoro dan Jalur Brimob...


Pesona Puncak Sindoro dengan latar belakang Puncak Sumbing
Musim liburan anak sekolah telah datang. Seperti biasanya untuk mengisi waktu liburan sekolah, kami yang menamakan diri "kabayan grup" selalu mengisi dengan berpetualang bersama. Bagi yang sudah berkeluarga dan punya anak, biasanya akan membawa serta anaknya. Dan kali ini, Juli 2012 kami memutuskan untuk menikmati keindahan panorama salah satu gunung tertinggi di propinsi Jawa Tengah, Gunung Sindoro (3150 Mdpl). Karena sebagian besar anggota tim berkediaman di Cilegon, kecuali saya yang terdampar di Ibukota, kami akhirnya memutuskan untuk berkumpul di Cilegon dan memulai perjalanan dari sini. Dari Cilegon kami melanjutkan perjalanan menuju Parakan, Temanggung dengan menggunakan bus. Tepat setelah shalat jum'at bus yang kami tumpangi ber-14 berangkat menuju Temanggung. Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan selama 11 jam, kami pun sampai di Parakan jam 2 pagi waktu setempat.


Indahnya Puncak Sumbing dilihat dari jalur pendakian Gunung Sindoro
Di Parakan kami sempat shalat isya dulu (bagi yang belum sempat shalat ketika di jalan), shalat malam dan memastikan kelengkapan peralatan. Lama kami berbincang, bersenda gurau di warung pinggir jalan di Parakan ini. Ketika suara Azan Shubuh terdengar, kamipun segera bersiap shalat Shubuh dan setelahnya petualangan ini akan segera dimulai. Sebelum sempat shalat, ternyata bus yang akan mengantar kami ke pintu masuk Gunung Sindoro yaitu pos Kledung datang. Kami memutuskan langsung menaiki bus dan akan melaksanakan shalat nanti di sekitar pos masuk Kledung. Kurang 1 jam kami diperjalanan dari Parakan menuju Kledung. Sesampai di Kledung kami langsung shalat Subuh berjemaah. Setelah shalat kami langsung merapat ke pos pendakian Kledung. Disini kami menikmati kopi, membeli sedikit sarapan dan makan siang selama di perjalanan nanti. 

Poto team sebelum naik dari pos Kledung, Temanggung, JaTeng.
Berdiri dari kiri kekanan : Awenk. Nanda, Kang Arif, Pak Yudi, Igo, Kang Wawan, Husna, Kang Anas, Aisyah, Pak Ridwan
Duduk dari kiri kekanan : Kang Jaka, Erwin, Kang Yayat, Putra Cikandang.
Tepat jam 7 pagi, kamipun berangkat dari pos Kledung menuju SIndoro. Jalan yang kami lalui adalah jalan yang biasa dilewati petani setempat. Jalanan berbatu yang disusun rapi dan sebagian di beton untuk jalan motor dan mobil untuk mengambil hasil pertanian. Pemandangan yang kami temukan sangat luar biasa. Diantara riangnya suara burung bernyanyi dan angin sepoy-sepoy yang mengayun dedaunan, kami disuguhi hijau dan suburnya tanaman Tembakau warga, dan didepan kami terbentang sebuah anugerah luar biasa dari sang pencipta, Gunung SIndoro. Dibelakang kami terhampar panorama lain yaitu Gunung Sumbing. Tak sabar rasanya kami untuk segera sampai dipuncak, untuk dapat segera mentafakuri nikmatNYA. Sedikit perkenalan di tim kami, ada 3 anggota belia, putra-putri dari salah satu anggota tim ini. Igo, kelas 3 SD putra Bapak Yudi menjadi anggota termuda. Ada juga Husna (kelas 4 SD) dan Aisyah (kelas 1 SMP) putri tercinta ketua grup kami Bapak Ridwan.

Jalan yang kami lalui menuju Puncak Sindoro dengan latar belakang Puncak Sindoro
Diperjalanan sambil menikmati keindahan alam, seperti biasa kami bercerita dan bersenda gurau. Dan hari itu rute pendakian Sindoro kami buat berirama Sunda (hehe...). Lawakan-lawakan kas Kang Wawan, Kang Yayat, Awenk dan semua personel membuat perjalan kami yang mulai mendaki diantara rimbunnya pohon pinus menjadi tak terasa. Sekali-sekali saya membencandai Igo, Husna dan Aisyah. Mereka menimpali dengan semangat. Tapi ada sedikit keanehan, jalan yang kami pilih semakin lama semakin mengecil dan terlihat seperti jalur penduduk mencari kayu. Benar saja, kami salah memilih jalan rupanya. Tapi kami tak panik, daripada kembali kebawah dan mencari jalur, kami memutuskan terus menapaki jalan yang ada ke atas. Untuk menambah tenaga kami putuskan untuk makan siang didalam hutan belantara SIndoro tersebut. Jam telah menunjukkan jam 11 saat itu. Memang perjalanan kami sedikit aneh, karena setelah melewati pos 1 kami langsung mengikuti petunjuk dari tali rapiah di jalan naik. Akibatkanya kami melewati jalur lama pendakian.

Igo, 8 tahun yang sepanjang perjalanan bersama saya dengan latar belakang jalanan yang kami tempuh sebelum pos 1.
Ternyata usut punya usut, tali rapiah itu adalah buatan anggota brimob polda Jateng yang malam sebelumnya nrabas ke Puncak SIndoro. Memang disepanjang jalan kami menemukan banyak tanaman baru saja ditebas dan tanda jalan melalui tali rapiah. Dan kamipun bertemu dengan anggota Brimob tersebut diperjalan. Mereka memang mengakui jalan ini mereka yang buat dan menyarankan kami untuk lebih cepat berjalan, dan harus mengusahakan keluar dari hutan tersebut sebelum malam tiba, agar lebih aman. Dan mereka mengatakan jalur mereka ini agak sedikit ekstrim. Ketika melihat Igo, Husna dan Aisyah anggota Brimob ini malah merasa salut karena melewati jalur ini. Melihat semangat Igo dkk, kamipun jadi semangat. Tak ada ketakutan dimuka mereka. Tak ada rasa menyesal dimata mereka ikut dengan kami. Benar saja, rute yang kami hadapi bukan rute sembarangan.
Dua Saudara Kang Arif dan Erwin diantara hamparan alang-alang di jalur Brimob. 
Tanjakan yang cukup tinggi akan kami hadapi, untungnya tidak berbatu dan hanya ditumbuhi gulma berkayu dan alang-alang yang cukup tinggi. Jalan yang di buat Brimob ini juga memudahkan kami karena tanaman berduri sudah mereka singkirkan. Semakin lama kaki semakin berat. Dan akhirnya korban pertama jatuh. Nanda, anggota termuda dari orang dewasa kram kedua kakinya. Dengan dibantu pijatan Mas Wawan dan Kakak Iparnya Kang Jaka yang menuntunnya berjalan dan dorongan semangat dari kami, perlahan Jaka mulai menaiki jalan tersebut. Kami putuskan membagi tim menjadi dua. Tim pertama yang berisi Saya, Pak Ridwan, Kang Wawan, Kang Yayat, Kang Arif, Erwin, Igo, Husna dan Aisyah berjalanan duluan memastikan jalur kita benar dan akan mencari jalan menuju (kemungkinan pos 3). Dan tim kedua berisi Awenk, Kang Anas, Pak Yudi, Kang Jaka dan Nanda. Mereka akan mengawal Nanda yang cidera. 
Istirahat sejenak sambil ngopi sebelum mengarungi perjalanan yang menantang.

Setelah melewati jalan yang cukup menyenangkan menurut kami, jam 5 kami akhirnya menemukan jalur yang benar. Jalur pendakian terkini menuju puncak Gunung Sindoro. Jalan berbatu dan agak dalam karena juga merupakan jalur air dari puncak. Ketika malam tiba kami sudah dipinggang Sindoro, dan kami melewati pos 2, 3. Kedua pos itu kami langkahi dengan melalui jalan Brimob. Hehe. Kami berkumpul semua di sebuah gundukan yang sepertinya tempat yang bagus buat bermalam. Semua tim berkumpul, saling memberi semangat satu sama lain, karena telah terlepar dari jalur yang sangat berat. Dan setelah berbincang sejenak, dan melihat medan di tempat kami berkumpul yang hanya cukup untuk 3 tenda, akhirnya kami kembali membagi tim menjadi 2. Tim pertama melanjutkan perjalanan menuju puncak dimalam ini, dan tim kedua akan menginap di tempat ini dan besok shubuh akan naik menuju puncak Sindoro.

Dan, yang melanjutkan ke puncak adalah saya, Mas Anas serta Pak Ridwan dan kedua putrinya. Tim yang lain termasuk Nanda yang terlihat sangat kelelahan dan Igo yang tiba-tiba muntah-muntah karena kecapean dan masuk angin tetap disitu. Jam 7 malam, kami melanjutkan menuju ke Puncak. Jalan yang semakin menanjak, udara yang semakin dingin menusuk tulang tak menghalangi kami. Pemandangan dari perjalanan semakin menakjubkan. Terlihat puncak Sumbing yang tertutup awan sebagian, bintang yang serasa sangat dekat dengan kepala dan lampu-lampu pemukiman sekitar dua gunung ini. Sungguh anugerah terindah dari Yang Maha Kuasa. Setelah berjalan selama 4 jam, Alhamdulillah kami mencapai puncak. Rasa syukur tak henti kami ucapkan. Setelah memilih lokasi untuk menginap, kamipun mendirikan tenda. Udara semakin dingin terasa. Setelah menghangatkan badan sejenak, kami melaksanakan shalat Isya dan Magrib di sunyinya Puncak SIndoro. Setelah shalat kami pun tidur.
Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing terlihat dari Sindoro.

Foto keluarga Kabayan Grup.

Tak afdhol rasanya tanpa poto-poto dipuncak.
Fajar menyingsing dari timur ditandai dengan suara azan Shubuh yang bersahut-sahutan. Bersama itu kamipun terbangun, mengambil air wudhu dan shalat shubuh. Dan bersiap menikmati keindahan di pagi hari dari ketinggian 3105 mdpl. Saya memutuskan mengabadikan pemandangan ini. Tak lama Kang Jaka, Kang Arif, Erwin sampai juga dipuncak SIndoro. Kami sempat mengopi bersama dan berpoto-poto disini, sambil membuat sarapan. Kami sarapan bersama, dan bersama-sama merapikan tenda dan packing serta siap-siap turun. Pemandangan semakin luar biasa karena bunga edelweis ternyata banyak tumbuh disekitar kami. Kami tak mau mengambil bunga yang dilindungi ini. Biarlah dia tumbuh dan bersemi ditempatnya saja. Jangan kotori tangan kita dengan mengambil bunga yang dilindungi ini.
Kawah di Puncak Sindoro
Kami turun menyusuri jalanan berbatu. Sejam setelah itu kami pun mencapai tempat teman-teman kami menginap semalam. Dan bersama-sama kami melanjutkan perjalanan turun melewati jalur yang benar. Jam 2 sore kami sudah sampai di pos Kledungan. Tak ada tampak muka lelah, cape dari anggota tim termasuk 3 anggota muda kami. Semua larut dalam rasa bahagia dan syukur. Kami sempatkan mandi dan bersiap-siap menuju Parakan kembali setelah sebelumnya berpamitan dengan Pak Haji yang di posko pendakian. Setelah menumpang bus kembali ke Parakan dan mencari sedikit buah tangan, jam 5 bus yang akan kami tumpangi ke Cilegon datang. Kamipun segera naik dan melanjutkan perjalanan pulang. Jam 7 malam bus berangkat, sempat patah per di Subang, menikmati macet di tol Cipularang, akhirnya saya sampai dikostan jam 11 siang, sedangkan teman-teman sampai Cilegon jam 3 sore.
Bersiap=siap turun kembali ke Kledung.
Perjalan yang melelahkan, tapi menyenangkan. Perjalanan yang akan selalu kami ingat. Perjalan dalam rangka mentafakuri rahmatNYA. Semoga suatu saat kami bisa kembali ketempat ini. Aamiin...

Senin, November 19, 2012

Debut yang Manis Putra Klaten…

Pemain Timnas Indonesia vs Kamerun

Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk Piala AFF 2012 melakukan ujicoba terakhir sebelum berangkat ke Malaysia melawan timnas Kamerun.  Pertandingan ini dilangsungkan di Gelora Bung Karno, Sabtu, 17 November 2012. Pertandingan ini juga jadi ajang pembuktian tim arahan Coach Nilmaizar yang kemampuannya diragukan beberapa kalangan. Baik itu suporter yang kecewa dengan PSSI, suporter klub yang ikut-ikutan ga suka padahal ga ngerti juga sebabnya suporter lain benci tim asuhan Nil, suporter TRG yang menggadang-gadang timnya sebagai tim terbaik dunia dan akhirat, maupun pengurus KaPeeSI dan yang terhormat yang mulia sang pemimpin institusi olahraga di Indonesia. Barisan ini biasa disebuh BSH alias Barisan Sakit Hati. Tapi jangan salah, selain mereka yang tak suka timnas Indonesia, berdiri dengan penuh semangat suporter sejati timnas Indonesia (Not Glory Hunter) yang selalu ada untuk timnas Indonesia yang resmi.

Pertandingan berjalan menarik dibabak I. Timnas yang di 20 menit awal sempat kocar kacir karena serangan “Singa Afrika”, mulai menemukan irama yang diinginkan pelatih di paruh pertama babak I. Beberapa kali Garuda mampu mengencam pertahanan tim Kamerun. Namun tak ada gol tercipta di babak I ini. Memasuki babak I Coach Nil melakukan pergantian pemain. Kiper Wahyu Tri Nugroho masuk menggantikan Endra Prasetya yang sedikit cidera. Berturut-turut Nil juga menurunkan dua pemain senior yang kemungkinan Piala AFF 2012 ini adalah turnamen terakhir mereka berdua bersama timnas Garuda BP dan Ellie Aiboy yang menggantikan Johny Van Beukering dan Andik Vermansyah. Tapi yang menarik bukan soal pergantian ini. Yang menarik adalah ketika Hamdi Ramdan cidera dan ditarik keluar di gantikan Fachruddin. Kenapa menarik? Mungkin hanya sebagian orang atau suporter timnas tak tahu dan mungkin hanya suporter tim PSS Sleman yang tau itu adalah First Caps nya kapten PSS bersama timnas Indonesia.

Menit 69 pertandingan tersebut akan sangat berkesan bagi Fachruddin dan tentu saja suporter PSS. Karena itulah saat dimana pemain kesayangan mereka dan setelah AFF kayaknya akan jadi kesayangan semua suporter timnas Indonesia memulai langkah membuat sejarah sebagai kesatria gagah perkasa yang membela panji merah putih. Iya, itulah pertandingan yang ditunggu-tunggu pemuda kelahiran 19 Februari 1989 ini. Semenjak bergabung dengan timnas dalam rangka piala AFF ini adalah pertandingan resmi pertamanya. Banyak orang mungkin masih bertanya-tanya siapa anak muda yang akan mengenakan kostum bernomor punggung  di Timnas Indonesia di AFF ini. Tapi pemain ini punya potensi cukup bagus untuk jadi andalan timnas Indonesia dimasa depan.

Dengan tinggi 195 cm dan berat 89 kg ini terlihat kokoh sebagai bek tengah ataupun stoper. Dengan perawakan yang tinggi kekar ini wajar kalau kita sebagai suporter timnas menggantungkan harapan padanya. Fachruddin yang membela PSS sejak tahun 2007 ini adalah tipikal pemain yang dibutuhkan Nil untuk melapis duet utama bek tengah timnas Wahyu Wijihastanto dan Handi Ramdan. Kemampuan duel satu lawan satu dan diudaranya juga cukup bagus untuk ukuran pemain seusianya. Fachruddin pernah di panggil pelatih legendaris dan terjeger dengan segudang pengalaman sebagai runner up (hahaha) Alfred Riedl dalam persiapan menghadapi Sea Games 2011 lalu. Sayang, Fachruddin tidak terpilih mengikuti ajang pesta olahraga negara-negara ASEAN ini. Dia kalah bersaing dengan Abdulrahman dan Gunawan Dwi Cahyo.
13533954361186976573
Fachruddin saat membela PSS Sleman.
Tapi, itu tak membuatnya putus asa. Dengan usaha keras dan kemauan untuk terus belajar, akhirnya kesempatan lebih tinggi datang, yaitu membela timnas senior diajang Piala AFF 2012. Berkat penampilan cemerlangnya mengawal lini belakang tim Elang Jawa di Divisi Utama LPIS kemarin, satu tempat telah disiapkan Coach Nil untuknya. Terlepas dari kaburnya Abdulrahman ke tim terjeger sealam dunia dan akhirat TRG, saya pikir memang pemain ini layak dicoba dab diberi kesempatan menunjukkan potensinya. Fachruddin tak kalah galak dibanding Abdulrahman, Victor Igboneffo sekalipun. Usia muda dan punya speed adalah nilai plusnya. Ditangan Nil, diharapkan potensinya terus terasah.

Kembali ke partai vs Kamerun kemarin. Ketika Fachruddin dimasukkan Nil, dengan spontan saya berdiri dan memberikan applause untuk first caps pemain ini. Saya bukan pendukung PSS, saya hanya seorang Bobotoh PERSIB yang kebetulan sejak Sea Games kemaren memang ditakdirkan tidak bisa melihat pemain PERSIB di timnas  (entah kapan lagi ada pemain PERSIB di timnas… :’(( ), tapi caps pertama seorang pemain muda di Timnas senior pantas diapresiasi. Dan benar saja, waktu kurang lebih 20 menit mampu dimanfaat Fachruddin dengan baik. Bersama kompatriotnya di posisi bek tengah “Il Capitano” Wahyu WIjiastanto dia bahu membahu menjaga gawang timnas agar tak kebobolan. Dan ketika pluit pertandingan ditiup wasit, itu juga menjadi debut yang manis dan tak terlupakan bagi putra Klaten ini di timnas Senior, mampu menahan Singa Afrika di GBK. Luarrrrr biaaasaaa (Ariel-Noah mode on… haha).

Facruddin adalah penerus pemain PSS di timnas. Masih ingat Maully Lessy, Seto Nurdiantoro? Dua pemain ini adalah pemain timnas Indonesia asal PSS Sleman di awal tahun 2000-an. Generasi telah bernati, dan sekaranglah saatnya Fachruddin membuktikan dia pantas mengenakan kostum kebesaran Timnas Garuda. Selamat berjuang Fachruddin, kami suporter timnas Indonesia (Resmi. red) selalu siap mendukungmu. Tunjukkan permainan terbaikmu, agar sang Garuda mampu terbang tinggi dan beebicara banyak di Piala AFF 2012 dan di turnamen yang dihadapi timnas dimasa depan. Dan kalau PERSIB sudah kembali ke jalan yang benar, ditunggu di tim Maung Bandung, nomor punggung 6 yang legendaris siap diberikan… Hahaha...

Sesaat setelah pertandingan Indonesia vs Kamerun berakhir 0-0

We Love You Timnas, We Do! 
We Love You Timnas, We Do!
Oooo TIMNAS We Love You!!!!

Salam…