|
Curug no. 6 & 7 |
" Sahabatku bintang, terang cemerlang,
bertebaran di angkasa.
Sahabatku bulan terangi malam,
sang purnama mulai tiba.
Temani aku dalam lelap tidurku.
Temani aku dalam mimpi indahku.
Menari-nari di alam semesta.
Sahabatku alam terima kasih,
Esok kujelang bersamamu... " (Sahabat bintang)
Lirik lagu diatas seolah-olah selalu terngiang. Banyak hal yang terbayang ketika mendengarkan lagu itu. Alam yang sejuk, pemandangan yang indah, bintang yang terlihat benderang dari kejauhan, dan bulan yang menerangi malam. Dan semua itu hanya akan didapatkan di alam terbuka, alam bebas. Di kota yang penuh hiruk pikuk, penuh aktifitas manusia yang berjalan dengan cepat, semua terkikis. Sudah sulit kita temui taman yang hijau, air yang bersih, pemandangan yang indah, bahkan karena polusi cahaya bulan mulai terlihat redup dan bahkan bintangpun terkadang seperti enggan menampakkan diri.
Karena itu, sebagian orang yang hidup dan tinggal di kota-kota besar terutama ibukota Jakarta, selalu menyempatkan diri dan bepergian keluar dari Jakarta ketika liburan datang. Daerah hijau dekat Jakarta, Bogor, Puncak, Sukabumi, Lembang jadi pilihan untuk melepas lelah. Hanya untuk sekedar menikmati suasana sejuk, menikmati keindahan tanaman yang hijau dan bahkan seperi lirik lagu di atas, menikmati malam yang kelihatan lebih terang benderang. Banyak warga ibukota yang berbondong-bondong ke tempat-tempat tersebut. Baik yang bepergian sendirian, membawa serta keluarga dan juga yang mengajak teman sejawat dan sahabat.
Begitupun saya dan sahabat-sahabat yang satu kerjaan. Untuk mengisi waktu liburan, kami memutuskan menikmati suasana sejuk dan bermain bersama sahabat kami, alam. Tempat yang kami tuju kali ini adalah salah satu objek wisata alam di Cisarua, Curug 7 Cilember. Sudah banyak cerita tentang keindahan tempat ini kami dengar dari orang-orang, dan kali ini kami akan membuktikannya. Perjalanan kami terbilang sangat singkat. Kami berangkat hari Jumat sore dari Jakarta dan Sabtunya segera kembali ke Jakarta. Beberapa alasan karena ada anggota tim yang sudah berkeluarga dan bahkan memiliki anak, jadi kalau harus meninggalkan anaknya selama 2 hari terasa sangat berat sekali. Selain itu juga kami mengantisipasi Curug ini dan daerah sekitarnya terlalu ramai kalau kesana hari Minggu.
Setelah mempersiapkan segala sesuatunya kami ber-9, dengan berbeda latar belakang (namun tetap kompak dan solid) memulai petualangan sore itu. Sehabis jam kerja, kami langsung berkumpul dan mengecek akhir perlengkapan yang akan dibawa. Berdo'a jadi kegiatan kami selanjutnya, agar perjalanan ini dilindungiNYA, dan banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat kami ambil nantinya disana, dan bisa jadi bekal kami menghadapi hari demi hari rutinitas yang kadang sangat membosankan dan terasa memberatkan pikiran. Kami segera berangkat setelah, dengan menumpangi mobil salah satu anggota tim. 9 orang disatu minibus pun kami jabani, demi perjalanan ini. Walaupun agak sempit, tapi dengan semangat kebersamaan dan diperjalanan diisi dengan cerita-cerita dan gurauan yang membuat tertawa, semua itu jadi tak terasa.
Berangkat jam 6 dari Jakarta, jam 8 kami sudah sampai di daerah Puncak, tepatnya didaerah Cipayung. Lalu lintas yang terbilang padat dan kadang macet membuat perjalanan jadi semakin lama. Kami sempatkan mengisi perut dulu di warung makan daerah tersebut. Setelah kenyang, kami segera menuju Villa yang telah kami pesan sebelumnya. Letak Villanya cukup jauh kedalam perkampungan di daerah Cisarua. Tapi suasananya asyik, sejuk dan kami bisa melihat bintang dengan jelas dari beranda dan taman Villa tersebut. Cuaca malam itu sangat bersahabat, cerah dan tidak terlalu dingin. Awalnya kami merencakan untuk menikmati malam di Puncak Pas, tapi akhirnya kami urungkan. Dan kami memilih menghabiskan malam di Villa saja. Main kartu, main gapleh, ngobrol
ngalor ngidul, dan berbagai kegiatan yang menambah rasa kebersamaan kami. Obrolan dari yang ringan sampai yang agak berat, kami lontarkan satu sama lain. Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan jam 2 pagi, sebagian dari kami memutuskan untuk istirahat. Dan kami, 3 orang cowok tetap begadang, menonton siaran langsung sepakbola. Kebetulan ada siaran perempat final Euro 2012.
|
Korban Kartu Geprok dan Gapleh. |
|
Sarapan kami pagi itu.
|
|
Poto ber-9 didepan kolam renang Villa kami menginap |
Paginya, kami terbangun dan mempersiapkan bekal untuk sarapan dan makanan serta minuman untuk di Curug 7 Cilember nantinya. Selesai sarapan, jam 7 kami segera meninggalkan Villa tersebut setelah terlebih dahulu berpamitan dengan yang menjaga. Kami langsung menuju Curug Cilember. Sepanjang perjalanan kami menikmati hijaunya persawahan, perbukitan. Dan terkadang dibeberapa bagian kabut masih terlihat menggelayuti perbukitan dan lembah yang kami lalui. Tak butuh waktu lama, kami sampai di gerbang masuk Curug Cilember yang terkenal itu. Sudah banyak rombongan yang berada di gerbang tersebut menunggu temannya yang belum sampai, agar sama-sama naik menuju curug. Bahkan ada beberapa yang sudah bersiap-siap untuk pulang. Kemungkinan mereka menginap di areal curug tersebut. Bisa dengan menyewa tenda, mendirikan tenda sendiri di camping ground ataupun menyewa Villa yang ada disitu yang dikelola oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Bogor.
Tak menunggu lama, setelah membayar retribusi masuk seharga Rp. 3500/orang kami segera melangkahkan kami dengan semangat. Bayangan keindahan curug seperti yang kami lihat di internet seakan mengayunkan langkah kami lebih cepat dan lebih semangat. Jalan yang kami lalui sangat bagus. Jalan bertembok yang sebagian besarnya juga sudah dibuatkan bertangga-tangga. Disepanjang jalan yang agak landai ini kami temui beberapa tanaman yang disertai namanya. Semua dibuat pengelola sedemikian rupa agar tercipta suasana nyaman bagi pengunjung. Oh ya, urutan 7 curug ini diberi berdasarkan lokasinya. Curug terbawah dan terbesar adalah Curug no. 6 dan Curug no. 7. Curug no. 5 dan seterusnya berada dibagian atas Curug 6&7 tersebut. Jadi Curug nomor satu adalah Curug terjauh yang bisa dicapai pengunjung. Urutan curug yang tidak terlalu jauh ini yang merupakan daya tarik utama kawasan ini.
|
Villa di Curug Cilember |
Didepan kami terhampar pepohonan yang sayup-sayup seakan bernyanyi di tiup angin. Tempat pertama yang kami lalui adalah Rumah Penangkaran Kupu-kupu. Untuk masuk ke tempat ini dikenakan retribusi tambahan, selain untuk menjaga kebersihan tempat ini juga untuk melindungi kupu-kupu disini agar bisa merasakan suasana seperti di alam mereka hidup biasanya dan berkembang biak. Tempat penangkaran seperti sebuah kubah yang ditutup dengan kawat atau sejenis kain kassa seperti rumah kaca yang biasa dipakai di beberapa kampus sebagai laboratorium pembiakan serangga. Kami tak memasuki tempat ini. Kami lebih tertarik dengan Curug nya. Setelah penangkaran kupu-kupu ada c
amping ground dan deretan Villa yang terbuat dari kayu. Sangat eksotik dan menarik terlihat tempat itu.
|
Mejang di jalan menuju Curug no. 6 & 7 |
|
Jambatan kayu di depan kawasan Curug |
|
Mejeng didepan Curug no. 6 & 7 |
Medan yang kami lalui sedikit menanjak. Tidak ada lagi jalan tembok yang kami temui. Hanya jalan tanah yang di beberapa bagiannya diberi tangga dari bambu dan batu, tapi jalanan ini cukup bersih. Jalan ini disebelah curug no. 6 & 7. Disekelilingnya penuh tanaman cemara dan beberapa gulma berkayu. Jalan ini tidak terlalu berat, dan bisa dilalui bahkan oleh yang belum pernah hiking sekalipun. Suara angin yang menyapu dedaunan berganti dengan suara burung yang berkicauan. Dan bahkan dibeberapa bagian nampak beberapa monyet ekor panjang yang sedang bermain-main dan menikmati pagi dari atas pepohonan. Pagi itu cuaca sangat bersahabat, dan dari jalur kami sekelumit kami bisa melihat kota Bogor. Walaupun agak samar-samar tapi menambah keindahan yang kami dapatkan hari itu.
Kami berpindah ke warung dekat curug. Sekedar meminum kopi, menikmati gorengan dan bahkan ada yang memesan mie instant kami disini. Lama kami duduk-duduk dan menikmati suasana sejuk disini. Sambil bercanda satu sama lain, tak terasa hari sudah beranjak siang. Sudah hampir 2 jam kami di Curug no, 5. Dari yang awalnya semangat dan berniat sampai curug no. 1, akhirnya diputuskan hanya sampai di curug ini saja. Kami tak jadi menapaki jalan lebih tinggi ke bagian atas untuk mengetahui seperti apa curug yang lain. Waktu kebersamaan disini sudah cukup bagi kami untuk bekal menghadapi dunia kerja. Tak perlulah memaksakan diri menuju curug yang lebih jauh. Disamping itu disitu sudah mulai turun kabut tipis. Segera turun dan menikmati curug no. 6 & 7 adalah pilihan terbaik pikir kami.
Menuruni jalan yang sama dengan saat naik, dan medan yang telah diketahui membuat langkah kami menuruninya terasa cepat. Tak butuh waktu lama, kamipun sudah di curug terbesar diantara curug 7 tersebut. Mengabadikan momen disini jadi pilihan selanjutnya. Awalnya ada niat untuk mandi, tapi melihat keadaan curug yang kotor dengan kembang-kembang sesajen dan airnya yang penuh buih sabun, tak jadi kami berenang disana. Setelah puas berpoto, kami segera turun menuju parkiran dan kembali ke Jakarta. Kami sempat mampir di Bogor membeli oleh-oleh sebelum kembali ke Jakarta. Satu setengah hari yang menyenangkan, saat bisa bercengkrama dengan sahabat dan alam bebas.
|
Curug no. 6 & 7 |
|
Poto lagi di Curug no. 6 & 7 |
Pemandangan yang indah, alam yang sejuk, air yang bersih. Sahabat alam telah memberikan kami pemandangan yang menyenangkan. Tak kan terlupa perjalanan kami kesini ber-9. Suatu saat nanti kamipun berniat untuk kembali lagi ke tempat ini.
Sahabat alam memberikan pelajaran berharga bagi kami. Bahwa alam diciptakanNYA dengan begitu indah, kita harus menjaganya. Jangan biarkan alam murka karena tindakan kita yang tidak bersahabat dengan alam. prilaku yang seenaknya harus dikurangi, karena diperjalanan ini kami di ajarkan untuk saling menghargai dan saling menjaga nilai kebersamaan. Air terjun, sungai dan pepohonan mengajarkan kebersamaan itu. Tanpa salah satunya tak akan bisa kami menikmati keindahan seperti ini.
|
Gerbang Masuk Curug CIlember |
Terima kasih Curug Cilember...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar