Minggu, Juni 17, 2012

Berita dari tanah kelahiran



Jalan masuk ke Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik, yang mendaki...
 ==========================================
Syariat Islam Dari Tanah Datar, Sumatera Barat

"Mengadakan pesta (baralek) tidak boleh pakai orgen tunggal di Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab. Kalau mau keluar rumah, kalangan perempuan tidak dibenarkan tanpa menutup aurat. Ketentuan itu sudah jadi kesepakatan masyarakat dan mulai diberlakukan sejak beberapa waktu lalu.“Sebagai daerah yang bersandar kepada ajaran Islam dan mengampu nilai-nilai adat Minangkabau, masyarakat sudah sepakat, nilai-nilai Islam harus ditegakkan. Ada tujuh aturan pokok yang diberlakukan di jorong itu,” ujar Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sungai Tarab, Afrizon, kepada Singgalang, kemarin, di ruangan kerjanya.

Rumah gadang di Tanjuang Lado Ateh Bukik
Tujuh aturan pokok itu, menurut dia, mencakup larangan dan suruhan, yakni tidak dibolehkan menerima tamu yang bukan muhrim lewat dari pukul 21.00 WIB, tidak diperkenan pesta pernikahan (baralek) memakai orgen tunggal karena dinilai tidak islami, pesawat televisi harus dimatikan antara Maghrib dan Isya karena di waktu itu warga diharuskan membaca Alquran dan membimbing anak belajar. Aturan berikutnya, setiap perempuan keluar rumah harus menutup aurat, setiap warga diharuskan mengikuti wirid pengajian yang secara rutin digelar sekali dalam 15 hari di mushallah setempat, serta setiap warga diharuskan menjaga kerukunan. 

Sebenarnya, aku Afrizon, Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik telah ditetapkan sebagai Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) untuk Kecamatan Sungai Tarab. Program pembinaan pun sudah digulir sejak enam bulan silam.“Prioritas utama kita adalah membina dan memberdayakan masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai Islam, termasuk diantaranya memotivasi warga dalam meningkatkan perekonomian keluarga mereka,” katanya. Afrizon mengakui, sesuai dengan konsep program DBKS, Tanjuang Lado Ateh Bukik telah menerima bantuan dari Pemkab Tanah Datar, Pemprov Sumbar, Kanwil Kementerian Agama Sumbar, dan para perantau Tanjuang Lado itu sendiri.

Selama berada di bawah binaan DBKS, menurutnya, beragam kegiatan telah dilaksanakan, di antaranya pendataan kelengkapan rumah sebagai keluarga sakinah, akurasi arah kiblat untuk setiap rumah, pembinaan rutin satu kali dalam 15 hari dengan mendatangkan narasumber dari dinas dan instansi terkait, serta pembentukan unit usaha simpan pinjam. “Unit simpan pinjam ini diarahkan untuk program usaha produktif keluarga, dana yang sudah digulirkan mencapai Rp15 juta, berasal dari bantuan Kanwil Kamenag Sumbar lewat program usaha keluarga prasakinah,” terang Afrizon.

Diakui, suksesnya beragam program yang digulir di Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik, tak bisa pula dilepaskan dari partisipasi aktif segenap elemen masyarakat, termasuk Camat Sungai Tarab, Wali nagari Pasie Laweh, serta penyuluh agama fungsional dan staf.

Sumber : Islamedia

     ==========================================
Kampung Al Quran Pertama Berdiri
Pengajian rutin di Mushalla Abrar, Tanjuang Lado Ateh Bukik
Batusangkar, Padek—Jorong Tanjung Lado Ateh Bukik Nagari Pasielaweh Kecamatan Sungai­tarab dicanangkan sebagai “Kam­pung Al Quran” oleh Kepala Ke­me­n­terian Agama Kabupaten Tanahdatar, Malikia. Pen­ca­na­ngan itu dilakukan di Mushala Abrar Tanjuang Lado Ateh Bukik Nagari Pasielaweh kemarin. 

Sementara itu Kepala Kemen­terian Agama Tanahdatar Malikia menyampaikan aspresiasinya kepada masyarakat khususnya Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik yang bersedia menjadi Kampung Al Quran untuk yang pertama dan satu-satunya di Tanahdatar. Program ini merupakan tindak lanjut dari Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji yang dicanangkan Men­teri Agama. Sungaitarab menjadi kecamatan pertama yang menca­nangkan gerakan ini pada 24 Juni 2011 lalu. Mendahului penca­nangan tingkat kabupaten yang dilaksanakan pada 30 Juni 2011 Bupati Tanahdatar.

”Ditunjuknya Sungaitrab me­ru­pakan wujud komitmen dan kemauan masyarakat jorong ini menjadikan Al Quran sebagai pedoman pokok dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dibaca tetapi juga dipahami dan diamal­kan. Ini perlu menjadi contoh bagi jorong yang lain,” ujar Malikia

Sedangkan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai tarab Afrizon dalam menjelaskan, Tanjuang Lado Ateh merupakan Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) Kecamatan Sungaitarab yang telah dilakukan pembinaan sejak 6 bulan yang lalu. Pro­gramnya terdiri dari peningkatan dan pemberdayaan pengamalan nilai-nilai agama dan ekonomi. Untuk menopang program, pe­ngu­rus DBKS telah menerima bantuan dari pemkab, Gubernur Sumatera Barat, Kanwil Kemen­terian Agama Sumatera Barat dan perantau Tanjuang Lado Ateh Bukik.

Di antara program yang telah jalan termasuk, pendataan setiap rumah tentang kelengkapan seba­gai keluarga sakinah, akurasi arah kiblat untuk setiap rumah, pem­binaan rutin sekali dua minggu bersama dinas/instansi terkait, pembentukan unit usaha simpan pinjam bagi keluarga produktif sekarang telah bergulir dana pinjaman sebesar Rp 15 juta. Ini bantuan Kanwil Kamenag Sum­bar melalui program Unit Usaha keluarga Prasakinah.

Saat ini, telah ditetapkan pula peraturan-peraturan yang dite­rap­kan di Jorong Tanjuang Lado Ateh Bukik seperti tidak boleh menerima tamu yang bukan muh­rim sampai lewat Pukul 21.00 WIB. Setiap Magrib, TV dimatikan sam­pai Isya. Warga membaca Al Quran dan membimbing anak belajar.

Kemudian, setiap perempuan keluar rumah harus menutup aurat. Setiap tamu yang menginap wajib melapor kepada kepala jorong binaan serta tidak diper­kenankan pesta memakai orgen tunggal. Selain itu setiap warga diharuskan mengikuti wirid/pengajian rutin sekali dua minggu di mushala. (mal)


Sumber : Padang Ekspress

Tidak ada komentar: