Selasa, Oktober 11, 2011

Mudik dalam gambar...

Selalu banyak kenangan ketika mudik, banyak cerita dan pengalaman baru didapat. Setelah 3 tahun tak mudik (lebih lama dari Bang Toyib), akhirnya lebaran tahun ini berkesempatan juga mudik ke kampung halaman. Ini beberapa gambar yang didapat.

LUAK CIKANDANG - Mata air yang jadi tempat pemandian warga.
Sedikit cerita tentang tempat ini. Dulu tempat ini adalah satu-satunya tempat pemandian untuk warga. Airnya berasal dari mata air yang menurut seejarahnya sudah ada sejak jaman perang kemerdekaan. Airnya jernih dan sangat dingin.

Jaman sekolah dulu, kami sering mandi jam 5 pagi. Dengan membawa obor kami bersama-sama pergi mandi ke tempat ini. Setiap hari minggu pagi tempat ini sangat rame, karena kami biasa mencuci pakaian ssekolah dan sepatu ditempat ini. Dulu tempat ini sering disebut tempat keramat, tidak ada yang berani masuk ke dalam kolam pemandian ini. Kalau ada yang masuk pasti akan mendapat musibah, bisa berupa biru-biru disekujur badan atau malah kesurupan. jadi tidak ada anak-anak yang berani masuk kedalam, bahkan untuk membersihkan lumutpun hanya dari luar dengan menggunakan kayu.

Tapi, saya pernah masuk kedalam kolam dan berenang dengan tiga orang teman lainnya. Dengan maksud awal untuk membersihkan lumut yang ada, tapi ujung-ujungnya saya, Mas'ud, Jen dan Riyad malah asyik berenang didalamnya. Hehe. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Mungkin maksud dari dilarangnya masuk hanya agar kejernihan air "luak" ini tetap terjaga. Dan sekarang karena warga sudah memiliki kamar mandi di rumah masing-masing, tempat inipun terlupakan. Tapi untukku, tempat ini tetap selalu dikunjungi untuk sekedar mandi atau nongkrong sejenak setiap pulang kampung, walaupun harus melewati jalan yang sudah ditutupi rerumputan.

Tak jauh dari "luak" ini berdiri sebuah surau yang dikenal dengan surau cCikandang. Di surau cikandang inilah aku dilahirkan beberapa tahun yang llalu. Bangunan lama surau memang sudah rubuh dimakan waktu, tapi sekarang dditempat itu sudah berdiri bangunan permanen surau cikandang baru. Dan sampai kapanpun aku akan tetap menjadi putra cikandang. :P

MAU KEMANA? - Petunjuk arah di Baso, Bukittingi.

GUNUANG-GUNUANG - Perbatasan antara Nagari Rao-Rao dan Nagari Salimpaung.

Rao-Rao adalah nagari yang sangat dekat dekat dengan nagari kami. Disamping itu banyak juga sahabat-sahabat baikku yang berasal dari tempat ini. Alhamdulillah sekarang banyak diantara mereka yang sudah menjadi "orang" dalam artian berhasil. Ada yang sedang meretas jalan menjadi wakil rakyat, menjadi banker, menjadi wirausaha muda. Sedangkan nagari Salimpaung adalah nagari yang berbatasan langsung dengan Rao-rao bagian utara. Disinipun banyak sahabat-sahabatku. Dan gunuang-gunuang ini adalah pertanda bahwa hubungan kami semua yang sudah bersahabat sejak lama takkan pernah terputus. :D

SAWAHLUNTO - Bekas Kota tambang batubara yang mau berubah menjadi kota wisata tambang yang berbudaya.

Pernah dengar PTBA Ombilin? Pernah dengar Talawi? Atau pernah mendengar istialh kota kuali? Nah, semua pertanyaan diatas dapat dijawab kalau sahabat mengunjungi kota Sawahlunto. Kota ini adalah kota yang sangat Indah, dikelilingi bukit dan terlihat seperti kuali. Disinilah pertambangan batu bara Ombilin yang sangat terkenal itu berada. Walaupun sudah berhenti beroperasi, tapi nuansa kota ini masih menunjukkan kalau dikota ini pernah ada pertambangan batubara yang cukup besar. Kalau sahabat berkunjung ke Sumatera Barat sempatkanlah berkunjung ke kota ini. Nanti akan ada pemandangan yang tak terlupakan, dan untuk oleh-oleh Silungkang yang merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten ini akan dapat memuaskan dahaga sahabat-sahabat sekalian.

JAM GADANG - Ikon Bukittinggi dan Sumbar di Pasa Ateh Bukittingi, jadi tempat paling digemari wisatawan.

Ikon sekaligus kebanggan kota Bukittinggi dan propinsi Sumatera Barat ini adalah tempat tujuan wisata utama yang selalu dikunjungi wisman baik lokal maupun asing. Tapi sayang kebersihan tempat ini kurang etrjaga dan terkesan semrawut tak beraruran. Semoga suatu saat ketika kembali ke tempat ini, semua kesemrawutan baik parkiran, pedagang kaki lima maupun kebersihan tempat ini sudah dapat teratasi.

PERBATASAN KAB. TANAH DATAR & KAB. AGAM - Ucapan selamat dari Bupati & WaBup di perbatasan antar kabupaten, bisa dimanfaatkan jadi ajang promosi untuk wisatawan.


RANGKIANG - Merupakan tempat menyimpan padi hasil panen. Tak bisa dilepaskan dari Rumah Gadang.

Rangkiang atau lebih dikenal dengan lumbung ditempat lain pasti akan selalu ditemui disetiap rumah gadang yang ada di Ranah Minang. Karena fungsinya yang sangat penting, keberadaan dan kebersihan tempat ini selalu dijaga dan dilestarikan.

ISTANO BASA - Bekas Istana kerajaan Pagaruyung yang pernah terbakar di tahun 2007. Ikon pariwisata kota budaya Batusangkar.

Istano basa atau yang lebih dikenal dengan Istano Pagaruyuang ini sempat terbakar tiga kali. Setelah tebakar pada zaman perjuangan kemerdekaan dulu, istana ini juga terbakar habis dua kali pada tahun 1970-an dan tahun 2008 yang lalu. Bangunan yang berdiri sekarang adalah bangunan baru yang dibuat permanen. Karena dianggap ikon Batusangkar dan ranah minang pembangunan kembali istana ini sangat digarap serius oleh pemerintah Kabupaten Tanah Datar dengan disupervisi pemerintah propinsi Sumatera Barat.

Dana yang terkumpul dari sumbangan donatur dan perantau serta dari APBD dimanfaatkan juga untuk membangun sarana pariwisata lain seperti pemandian puti bungsu, surau tuo, dan beberapa rumah gadang pendamping. Dan dibagian belakang dibuat juga trek khusus sepeda gunung dan motor trail. Tempat ini dijamin akan jadi tempat pariwisata favorit lagi seperti sediakala sebalum api menghanguskan semua bangunan istana ini.

BERBURU BABI HUTAN - Berburu babi sudah menjadi budaya bagi masyarakat minangkabau. Hari minggu biasanya diisi dengan acara ini.
Berburu babi adalah hobby lamaku. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar kakekku selalu mengajak untuk pergi berburu bersama dengannya. Dengan membawa anjing dan perlengkapan lengkap (topi, pisau dan makanan) kami pun pergi berburu bersama-sama. Dan tahun ini akhirnya bisa merasakan kembali suasana berburu babi ini. Setelah melaksanakan shalat Zuhur, aku, adikku dan "Pak Ongah" langsung menuju ketempat perburuan di daerah Stasiun, Sijunjung untuk memenuhi keinginan merasakan berburu babi kembali. Nanti akan coba ditulis di blog ini tentang budaya berburu babi warga Sumatera Barat yang sudah melegenda ini. :P

Semoga Lebaran tahun depan bisa mudik lagi dan mendapat pengalaman baru. Sekarang saatny mencari rezeki di rantau orang...

1 komentar:

irma rahmalita mengatakan...

Sawahlunto kampuang awak \'o'/